SMK Pembangunan Pacitan : Menghasilkan lulusan yang mempunyai skill atau keahlian yang berguna untuk masa depan siswa adalah salah satu tujuan dari pembelajaran di SMK. Untuk bisa mendapatkan hal tersebut, pastinya setiap sekolah mempunyai program-program unggulan. Program tersebut bertujuan untuk bisa menghasilkan alumni-alumni yang berkualitas dan bisa bersaing di era globalisasi seperti sekarang ini.
Begitu juga dengan SMK Pembangunan Pacitan, SMK modern yang berada pada naungan langsung pondok pesantren Al Fattah Kikil Arjosari ini, mempunyai salah satu program unggulan yang berbeda dengan sekolah sekolah kejuruan pada umumnyai. Berlatar belakang pondok pesantren, SMK Pembangunan Pacitan mempunyai program unggulan yang bernama SOROGAN.
Sorogan adalah salah satu metode pembelajaran yang populer di kalangan pondok pesantren. Secara bahasa, sorogan berasal dari bahasa Jawa yaitu Sorog yang artinya menyodorkan. Melalui metode ini, berarti siswa menyodorkan materi yang ingin dipelajari (berupa membaca Al-Quran) kepada Guru pembimbingnya yang nantinya para siswa akan mendapatkan bimbingan secara individu atau khusus.
Sistem pembelajaran sorogan ini telah terbukti secara efektif bagi siswa yang ingin belajar membaca Al-Quran atau memperbaiki bacaan Al-Qurannya karena pada sistem ini seorang guru bisa mengawasi, menilai, dan membimbing secara maksimal seorang siswanya. Selain itu, metode sorogan juga menuntut kesabaran, kerajinan, ketaatan, dan disiplin yang tinggi untuk bisa mencapai hasil yang maksimal.
Adanya program unggulan SMK yang berupa Sorogan ini, disambut baik oleh siswa siswi SMK Pembangunan Pacitan. Banyak diantara para siswa yang mengaku sangat terbantu dengan adanya program ini, dikarenakan pada zaman sekarang ini, sudah sulit ditemukan adanya lembaga-lembaga yang mengajarkan pembelajaran Al-Quran dengan baik dan benar. Tidak hanya itu, para siswa juga sangat senang dikarenakan program ini dilaksanakan di sela sela jam belajar siswa yaitu pada jam istirahat, sehingga yang biasanya jam istirahat identik dipakai untuk membeli makanan ringan atau jajan, kali ini dimanfaatkan untuk kegiatan yang bermanfaat sehingga secara langsung juga menghemat uang jajan para siswa.